Baca: Bumi Datar
Besar ya!? Tapi itu kan kata teori.
Sebesar Itukah Matahari?
Cara menghitung besarnya matahari, perlu diketahui sebelumnya jarak bumi ke matahari. Jika jarak bumi ke matahari tidak valid, maka ukuran besarnya matahari juga jadi invalid. Kemudian teori kecerahan warna dan radiasi menguatkan asumsi ukuran matahari.
Gabungan penggabungan teori tersebut menekankan pembenaran ukuran matahari sebenarnya. Jika salah satu teori sulit dibuktikan, maka tak mungkin bisa membuktikan hal lainnya.
Baca: Lensa Fisheye
Jarak bumi ke matahari jika dibulatkan katanya 150 juta km. Tak ada yang bisa memvalidasi, karena pengukuran jarak itu pun sebatas teori. Aristarchus disebut sebagai orang pertama yang mengukur jarak matahari dan bumi menggunakan fase bulan separuh.
Teori bulan memantulkan cahaya matahari saja masih belum masuk akal. Karena saat bulan separuh atau bulan sabit, kita sering melihat bulan disebelah barat dan matahari di sebelah timur waktu pagi hari. Atau sebaliknya di waktu senja menjelang malam.
Terhalang oleh apa bulan separuh atau sabit itu jika ada dalam satu garis waktu yang bersamaan. Sains pasti menjawab, tidak ada hubungan bentuk bulan separuh dengan pantulan sinar matahari.
Baca: Moon Landing
Lah katanya cahaya bulan itu pantulan sinar matahari? Sains mengelak bahwa bentuk separuh atau sabit adalah fase bulan itu sendiri. Tapi sains tidak mau mengiyakan bahwa bulan memiliki cahaya sendiri.
Jika bulan memiliki cahaya sendiri, maka kemungkinan teori fase bulan separuh untuk mengukur jarak matahari bisa saja benar. Selama dapat dipastikan saat bulan separuh matahari, bumi, dan bulan membentuk segitiga dengan sudut siku-siku.
Adakah yang bisa memastikan itu benar berada dalam posisi sudut siku-siku?
Baca: Punya Helikopter
Perhitungan Aristarchus belum akurat, katanya. Hasil perhitungan dengan metode fase bulan diatas menghasilkan jarak matahari ke bumi lebih jauh 19 kali. Hasil pengukuran ini tidak sesuai dengan 'fakta' bahwa matahari 400 kali lebih besar dari bulan.
Jika jarak matahari ke bumi hanya 19 kali dengan asumsi jarak bulan ke bumi 380 ribu km, maka jarak matahari hanya 7,2 juta km saja. Itu pun jika jarak bulan dan bumi benar 380 ribu km.
So, menghitung jarak matahari membutuhkan data besar matahari yang belum valid. Menghitung besarnya matahari membutuhkan data jarak matahari yang sama-sama belum valid.
Ini adalah lingkaran teori dan asumsi yang jika diaplikasikan dalam semua hal pasti benar.
Baca juga: Gravitasi Bumi
Bagaimana dengan meme di atas, jika kami, penganut kepercayaan bumi datar atas ketidakpercayaan kebenaran 'fakta' yang dibuat sains?
Dari gambar meme itu, kamu bisa ukur jarak matamu dengan burger, jarak burger dan mobil, serta jarak matamu dan mobil. Jarak matahari? Ya, hanya asumsi.
Mengkur jarak matahari dengan metode Eratosthenes pun sama saja. Di hanya "memperkirakan" bukan mengukur secara fisik. Menggunakan metode vase Venus atau metode Parallax juga sama, satu sama lain membutuhkan data yang data itu hanya asumsi.
Apalagi pengukuran ala modern, lebih diluar nurul untuk divalidasi. Menggunakan metode radar, yaitu mengirimkan gelombang elektromagnetik berupa gelombang radio dengan kecepatan cahaya ke planet Venus dan kembali ke bumi. Apakah betul gelombang elektromagnetik itu memantul kembali ke bumi? Terus bagaimana mengukur jarak Venus ke matahari sampai bisa disimpulkan jarak bumi ke matahari 150 juta km? Siapa yang ukur itu?
Kecepatan gelombang elektromagnetik adalah 3 x 100.000.000 m/s yaitu 300 juta km per detik konstant di ruang hampa udara. Sedangkan kecepatan cahaya adalah 300 ribu km per detik. Jadi, itu gelombang elektrognetik bisa diperlambat ya. Hahaha.
Bulak balik belekok pake teori. Ini adalah bukti keterbatasan ilmu manusia, dimana tidak bisa melampaui batas bahkan mendekati Maha Mengetahui.
Posting Komentar